Monday, October 3, 2011

Day 1: Welcome to Macau


Yuk, ke Casino... Hihihiii...


Senin, 19 September 2011


Dari Subuh udah bangun dan semangat. Liburan t'lah tiba. Tq to my boss yang udah tanda tangani cuti saya :D


Pesawat JetStar yang akan membawa saya liburan ke Macau dijadwalkan take off pukul 10.00 WIB dari Bandara Int'l Soekarno-Hatta transit dulu di Singapore. Baru berangkat lagi dari Singapore ke Macau pukul 14.25


Sebelum berangkat cek ulang semua perlengkapan. Tiket, paspor, obat-obatan, uang. DONE! Telpon-telponan sama Emy dan Melina my travelmate untuk langsung ketemuan di bandara aja.

Sampai di Bandara jam setengah 8 pagi dan itu berarti masih kepagian. Tq to my sister Devi yang udah mau nganterin ke Bandara sebelum berangkat ke kampus :)


Di Bandara ketemu sama Emy yang udah manis nungguin di terminal 2D. Sementara Melina, yah gitu deeehh, masih di DAMRI. Hahaaa....


Berhubung kami sudah web cek-in jadi tenang dan nggak terlalu terburu-buru. Tempat duduk pun sudah kami dapatkan di print out web cek-in dan Alhamdulillah kami duduk sebaris meskipun tanpa pick-a-seat. Oiya tiket JetStar Jkt-SG-Macau PP ini kami dapatkan dengan harga promo 800rb rupiah saja *tersenyum lebar*


Tepat pukul 10.00 WIB Pesawat JetStar (ValuAir) menuju Singapore take off, kami duduk di seat no 3 DEF. Duduk di depan jadi bisa sampe duluan.. :))


Lebih kurang jam 13.00 L.T kami mendarat di Changi. Transit dan lapor ke transfer desk JetStar. Ternyata kami sudah diberikan boarding pass sejak dari Jakarta jadi kami tidak perlu lapor lagi bisa langsung naik ke pesawat begitu gate dibuka. Sambil menunggu, kami putuskan makan Burger King di Terminal 1 C setelah itu Sholat Dzuhur. Satu hal yang saya sukai dari Changi Airport adalah menyediakan Praying Room atau bahasanya mereka Bilik Sholat yang nyaman dan bagus. Two thumbs up for Changi Airport.


Pukul 14.00 L.T kami cek ke monitor, sudah ada tulisan JetStar 3K575 gate open. Oke, bersiap. Kami pun Antri scan X-Ray dan ternyata yang bikin lama tuh petugas menanyakan "iPad? Laptop?" Jadi kalau kita bawa iPad, laptop dan sejenisnya wajib dikeluarin dari tas. Kebetulan Emy bawa netbook jadi dia kena diperiksa. Tapi overall lancar lah.


Di pesawat
Tapiiii, ada masalah lagi. Saya dan Emy lolos masuk ke kabin udah duduk manis di pesawat. Ditunggu-tunggu Melina kok lama nggak muncul-muncul. Laahh, ternyata cabin luggage dia ditahan nggak bisa masuk kabin karena dianggap Melina terlalu ribet kebanyakan bawaan. Haduuhh, sempet was-was dan deg-degan. Tapi petugasnya bilang "Don't worry your bagagge is free of charge". Oooo grateeesss, ya gapapa lah taro di bagasi dengan senang hati :D Pukul 14.25 L.T pesawat JetStar kami take off menuju Macau. Kami duduk di seat 17 DEF. Bismillahirrahmanirrahim.

Pukul 18.10 L.T kami sampai di Macau mendarat dengan selamat setelah selama perjalanan banyak guncangan. Entah kenapa saya merasa pilot JetStar selama penerbangan sengaja "nabrak-nabrak" awan jadi pesawat terguncang-guncang :(

Mejeng di pintu masuk Hostel

Turun dari pesawat, Alhamdulillah Yaa Alloh akhirnya saya menginjakkan kaki juga di Macau. Setelah seharusnya saya kesini April 2011. Namun, apa daya penerbangan saya ke Macau via Penang ketika itu DIBATALKAN seminggu sebelum keberangkatan oleh AirAsia... *masih dendam*

Macau Int'l Airport ini kecil dan nggak terkesan "wah". Biasa-biasa aja gitu. Saya, Emy dan Melina bergegas antri ke barisan Foreigner untuk cap imigrasi. Lancar, meskipun petugasnya mukanya lempeng semua. "Hey, senyum dikit dong Pak!!" :D


Keluar Bandara kami langsung menuju tempat pemberhentian bus yang akan membawa kami ke hostel tempat kami menginap, yaitu Auguster's Lodge Bingung-bingung di tempat pemberhentian bus, celingak-celinguk. Soalnya dari beberapa forum yang kami baca bisa naik shuttle bus punya hotel dan gratis. Tapi setelah kami berkeliling nggak ada shuttle bus ke arah hostel, berarti terpaksa naik bus umum. Setelah dengan pertimbangan matang dan mempelajari rutenya akhirnya kami dengan PD langsung naik bus no. MT2 jurusan ke Grand Lisboa.


Nyengir, padahal nggak
punya ongkos -__-

Di atas bus kami kebingungan karena seharusnya kami punya Macau Pass atau uang recehan (pokoknya uang pas) untuk ongkos bus. Ini yang missed dari blog maupun forum yang kami baca, nggak ada yang menyinggung atau menginformasikan soal Macau Pass.

Untunglah di tengah kebingungan, kekalutan dan kegalauan kami (ceileee) kami ketemu mahasiswi yang untungnya lagi bisa Bahasa Inggris. Sumpah ya, Bahasa Inggris di Macau tuh "sesuatu banget" :D Mahasiswi yang bernama Fang-Fang itu akhirnya mengeluarkan uangnya untuk ngebayarin ongkos bus kami. GBU, Fang-Fang :* 


Sampai di Halte Grand Lisboa, berbekal peta kami menelusuri jalan menuju hostel. Ternyata hostel kami letaknya cukup strategis. Dekat dari Grand Lisboa maupun Senado Square yang terkenal itu. Setibanya di hostel yang terletak di lantai 3 dan butuh perjuangan ekstra keras untuk mencapainya (ini bukan lebay), kami disambut seorang ibu sekitar awal 40-an tahun dengan ramah. Kami selesaikan urusan administrasi lalu ditunjukkan kamarnya. Kamar yang kami pesan untuk 4 orang, meskipun kami hanya bertiga. Jadi dalam kamar tersebut ada 4 bunk bed. Saya dan Emy tidur di bed bawah, sedangkan Melina di bed atas. 


Setelah istirahat sebentar, kami memutuskan langsung keluar untuk melihat kehidupan malam di sekitar hostel. Ternyata sepi. Kami pun berjalan kembali ke arah Hotel Grand Lisboa dan benar saja disana sangat ramai. Lampu-lampu gemerlap, orang lalu lalang baik yang mau main ke Casino maupun yang sekedar berfoto-foto saja seperti kami.


Disinilah kami tidur :)

Puas berfoto-foto dan badan juga sudah terasa lelah, kami pun memutuskan kembali ke hostel. Berhubung perut lapar, kami berusaha cari makanan. Ke McD ternyata tutup, ke Circle K uang pecahan HKD kami tidak diterima. Kasirnya bilang kami harus membayar dengan mata uang MOP. Capeedeee... Syukurlah kami menemukan penjual makanan gerobak gitu deh di dekat hostel. Emy, teman saya yang berjilbab, merasa was-was karena takut makan babi. Akhirnya demi keamanan bersama kami hanya memesan steam rice yang rasanya (menurut saya) aneh -__-"

Di hostel kami makan steam rice tsb. Sambil makan tiba-tiba Melina ingat kalo dia bawa bekal Abon. Ihiiyy, lumayan deh tu steam rice rasanya jadi enak dimakan sama Abon. Selesai makan perut lumayan kenyang. Badan pun minta istirahat. Tidur aaahhh... Gut nite epribadeehh!!




0 comments:

Post a Comment