Petunjuk arah ke Masjidil Haram |
RABU, 21 MARET 2012
Setelah saya bercerita panjang lebar mengenai perjalanan ibadah Umroh saya di Part 1, Part 2 dan Part 3, maka tulisan ini akan menjadi penutup dari seluruh rangkaian perjalanan spiritual saya di Tanah Suci.
Sekitar jam 2 siang, bus kami meninggalkan Dar Al Salam Ajyad Hotel untuk menuju ke Kota Jiddah. Perjalanan dari Kota Suci Makkah Al-Mukarramah hanya sekitar 45 menit, paling lama satu jam. Ketika bus benar-benar telah meninggalkan Kota Suci Makkah Al-Mukarramah, tanpa terasa butiran hangat airmata menetes. Saya sendiri nggak tau apa yang saya tangisi. Entah kenapa saya merasa beraaatttt bangeettt meninggalkan kota ini. Belum puas rasanya beribadah di Masjidil Haram. Belum puas rasanya memohon ampunan Allah SWT atas dosa-dosa yang pernah saya lakukan. Belum puas rasanya memandang Ka'bah. Ah, pokoknya saya belum puas. Saya berdoa semoga nanti saya bisa kembali lagi kesini. Secepatnya. Semoga Allah SWT melimpahkan rejeki, memberikan saya umur, dan bisa kembali bersama suami dan anak-anak saya kelak. Amiiin allahuma amiiin...
Perjalanan kami menuju Jiddah, melewati gurun pasir di kanan dan kiri. Akhirnya, saya bisa juga melihat onta yang beneran ada di Padang Pasir, bukan onta yang ada di Kebun Binatang Ragunan atau Taman Safari, hahahahaaaaa.....
Hampir satu jam perjalanan, kami sampai di Kota Jiddah. Kata Ustadz Mahdhan, Jiddah itu berarti kota Nenek Moyang. Ia juga memberitahu bahwa kami tidak langsung dibawa ke hotel, tapi mau diajak belanja dulu di Corniche (baca: Kornes).
Kami semua turun dari bus dan Ustadz Mahdhan mempersilahkan kami untuk belanja di toko Ali Murah.. Kami diberi waktu satu jam untuk berbelanja. Dari namanya aja udah Ali Murah, bagaimana harganya? Ternyata sama aja alias sami mawon. Nggak murah-murah amat juga. Hihihiiii... Di Ali Murah Mama memborong banyak oleh-oleh. Kaos, tempelan kulkas, sampul Al-Qur'an, sampai coklat dan kacang-kacangan. Semua penjual di Toko Ali Murah bisa berbahasa Indonesia. Assooyy kan? :))
Puas belanja, saya dan Mama merasa lapar. Kebetulan juga pas ngeliat jam masih ada waktu, karena waktu satu jam yang diberikan belum habis. Kami memutuskan untuk makan di sebuah warung Bakso. Sebenarnya nggak banget yah, pergi jauh-jauh udah sampai Arab eehh ujung-ujungnya makan bakso juga, bwahahahaa.... Tapi jujur aja ya temans, saya memang lagi "ngidam" bakso. Kangen sama makanan berkuah yang segeeerr. Soalnya selama di hotel makanan yang disajikan nggak jauh-jauh dari Sosis, Daging-dagingan bersantan, ya pokoknya ngebosenin menunya :'(
Toko Ali Murah (google.com) |
Puas belanja, saya dan Mama merasa lapar. Kebetulan juga pas ngeliat jam masih ada waktu, karena waktu satu jam yang diberikan belum habis. Kami memutuskan untuk makan di sebuah warung Bakso. Sebenarnya nggak banget yah, pergi jauh-jauh udah sampai Arab eehh ujung-ujungnya makan bakso juga, bwahahahaa.... Tapi jujur aja ya temans, saya memang lagi "ngidam" bakso. Kangen sama makanan berkuah yang segeeerr. Soalnya selama di hotel makanan yang disajikan nggak jauh-jauh dari Sosis, Daging-dagingan bersantan, ya pokoknya ngebosenin menunya :'(
Kami pun berjalan menuju warung bakso Mang Oedin. Tagline-nya: Si Raja Bakso. Ya gimana nggak jadi raja bakso, lha wong disini nggak ada lagi yang jualan bakso kok... Heheheee.... Kami memesan Bakso 2 porsi dan Es Teh Manis 1 gelas. Itu aja udah menghabiskan uang hampir 50 ribu rupiah!! Tapi berhubung kepengen banget ya sudahlah, bayar aja dengan ikhlas. Perut kenyang, hati senang ;p
Logo Bakso Mang Oedin |
Selesai makan, kami kembali ke bus. Ternyata belum semua jama'ah kembali ke bus. Kami menunggu sekitar 15 menit. Setelah semua naik ke bus, kami berangkat menuju ke Al-Azhar Hotel yang lokasinya nggak jauh dari Corniche.
Sampai di hotel, seperti biasanya kami menunggu pembagian kamar. Cabin baggage kami diturunkan untuk dibawa ke kamar, sedangkan koper-koper yang besar tidak boleh dibawa ke kamar tapi disimpan di concierge. Ustadz Mahdhan bilang koper-koper besar tidak diturunkan karena kami hanya menginap semalam di Al-Azhar Hotel, jadi besok nggak usah repot lagi urusan koper dan bisa langsung berangkat ke bandara.
Acara kami di Jiddah ini adalah acara bebas. Karena rangkaian ibadah Umroh kan udah selesai, jadi kami boleh bersantai dan jalan-jalan. Tapi jujur aja nih, di Arab itu ngeri kalau perempuan jalan kemana-mana tanpa didampingi lelaki. Ya udah, jadi saya dan Mama istirahat aja di hotel. Sekalian puas-puasin istirahat lah, karena ibadah yang kami lakukan di Kota Suci Madinah Al-Munawwarah dan Makkah Al-Mukarramah cukup menguras energi lho. Baru kerasa deh capeknya, hihihiii....
Saya, Mama dan teman sekamar kami, Bu Anis udah kebagian kamar di lantai 4. Nah, begitu masuk ke kamarnya, waaaahhh kami sampai kaget. Kamar hotel kami macam apartemen gitu. Ada ruang makan, ada dapur, ada ruang tamu, pokoknya mewah deh. Jelas kami anggap mewah, karena di hotel-hotel sebelumnya kamarnya standar bahkan cenderung sempit, hahahaa....
Sambil tidur-tiduran di kamar, saya dapat SMS dari Emy, kalau salah satu teman nge-blog yang tinggal Jiddah mau mengajak saya ketemuan. Saya yang pada dasarnya malas ketemu orang baru pemalu, sempat bimbang. Tapi akhirnya saya berpikir, kenapa saya harus malu? Niatkan aja mau silaturahim dan menambah saudara. Berbekal niat itulah saya akhirnya bisa ketemu Vica dan keluarga :)
Our room |
Pas ketemu Vica, saya sempat merasa nggak enak. Vica yang jemput saya ke hotel lho, lengkap dengan pasukan krucil hahahaa... Yup, Vica datang bersama suami dan kedua anaknya yang pintar dan lucu, Rafi dan Zyahira (kalau salah nulis namanya, maafkan daku ya Vic :D). Kami pun malam itu berkeliling kota Jiddah.
Di kota Jiddah ini saya mendapat pemandangan baru. Selama ini saya mengira di Arab ya semua alim, patuh perintah agama, ya pokoknya yang baik-baik lah. Ternyata di Jiddah semua udah bebas merdeka bahagia lho. Modern lah. Banyak Mal, kehidupan malam, baju-baju sexy, dll. Di Jiddah juga tidak diwajibkan perempuan untuk berjilbab.
Sayangnya, perjalanan keliling Jiddah malam itu nggak bisa lama-lama. Itu karena besok paginya saya harus udah bersiap-siap meninggalkan hotel, untuk city tour di Jiddah lalu menuju bandara untuk kembali ke tanah air. Thank you so much, Vica and Fam. Nanti kalau saya balik kesini lagi, ajak saya jalan-jalan lagi yaaaa... :))
KAMIS, 22 MARET 2012
Ini adalah hari kepulangan kami dari Jiddah ke Indonesia. Kami sudah siap sejak pagi, sambil menunggu jama'ah lain siap kami berjalan-jalan ke sekitar hotel. Kebetulan di dekat hotel kami ada Masjid Qishas. Di Masjid ini setiap hari Jumat dilaksanakan hukuman bagi orang yang melakukan kejahatan. Misalnya, pencuri maka tangannya akan dipotong. Hukuman dilaksanakan di pelataran Masjid jadi siapa pun bisa menyaksikan, hiiiyyyy... Serreeemm.... :(
Oiya, saya kan juga sempat jalan-jalan di sekitaran hotel sama Mama. Pas lagi asyik foto-foto, tiba-tiba kami dikejar polisi. Sumpah saya panik banget. Masalahnya nggak tau kami salah apa. Memang sih saya mengambil foto Mama dengan latar belakang Raja Arab. Lah terus, emang dilarang gitu foto Raja Arab?? Auk ah gelap!
Foto yang kontroversial -__-" |
Polisi itu naik mobil patroli dan terus mengikuti saya sambil menunjuk-nunjuk ke kamera saya. Spontan saya langsung lari sekencang-kencangnya masuk ke dalam hotel. Pemikiran saya kalau saya sudah di dalam hotel dan polisi itu tetap nekat mengejar, saya kan bisa minta tolong Ustadz Mahdhan atau orang hotel yang paham bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Soalnya percuma aja, tuh polisi teriak-teriak sampai berbusa pakai bahasa Arab, lah saya kan nggak ngerti. Atau kalau misalnya saya mau tanya maksud dia apa, nah dia nggak bisa bahasa Inggris boro-boro bahasa Indonesia. Haddeeuuhh, ribet banget dah ah!! -____-
Untunglah, polisi itu nggak mengejar saya sampai ke dalam hotel. Alhamdulillah, selameeettt.... *tarik napas panjang* Tapi ya polisi gelo itu udah sukses bikin saya ilfeel dan malas jalan-jalan lagi. Lagipula jama'ah udah pada siap, bus juga udah parkir manis di depan lobby. Saya dan Mama langsung naik ke bus membawa barang bawaan kabin kami yang seabrek-abrek dan memilih tempat duduk yang enak.
Tujuan kami selanjutnya adalah Masjid Terapung di Laut Merah. Sebenarnya nggak ada yang istimewa sih dari Masjid ini. Cuma ketika air laut pasang, masjid ini akan tampak seperti mengapung di lautan. Pas kami berkunjung kesana, air laut sedang surut. Jadi ya seperti masjid pada umumnya aja. Jama'ah diberi kesempatan turun dan bagi yang ingin sholat sunnah tahiyatul masjid juga dipersilakan. Berhubung saya sedang haid dan nggak sholat, kesempatan ini pasti dong saya gunakan untuk foto-foto (~_^)v
Masjid Terapung |
Puas berfoto, kami kembali ke bus. Tujuan akhir adalah King Abdul Aziz Airport Jiddah. Padahal pesawat kami masih jam setengah sebelas malam lho, tapi kami sudah sampai di bandara jam 5 sore. *nangis*
Proses imigrasi lumayan panjang antreannya. Sama seperti saat kedatangan saya di Jiddah, sekarang ketika pulang saya pun harus selalu dekat dengan mahram saya yaitu Pak Suhendar untuk melewati pemeriksaan imigrasi. Kemudian kami melewati pemeriksaan tubuh dan scan x-ray untuk cabin baggage. Di sini laki-laki dan perempuan dipisah. Calon penumpang perempuan digiring diajak masuk ke sebuah ruangan untuk diperiksa oleh polisi perempuan. Mereka meriksanya serius banget lho. Benar-benar teliti kalau ada barang yang mencurigakan mereka nggak segan-segan membuangnya. Seperti ibu-ibu di depan saya. Dia bawa minyak angin cap kapak. Nah, menurut Bu Polisi itu adalah barang yang mencurigakan. Tapi mau ngejelasin juga percuma kan gak nyambung bahasanya. Ya udah, jadi minyak angin cap kapak nan legendaris di Indonesia berakhir indah di tong sampah, huuahahahaaa.... :)
Beres sama urusan imigrasi, kami mencari tempat duduk yang nyaman di ruang tunggu. Itu ruang tunggu udah kayak pasar dan isinya ya orang Indonesia semua. Masih jam 6, berarti masih harus menunggu 4,5 jam lagi. Seperti biasanya kalau nunggu lama, pasti ujung-ujungnya jajan. Ada kali tuh saya 3 kali bolak-balik ke duty free. Beli coklat lah, cheese stick lah, yah apapun lah yang bisa dijadikan cemilan, hehee...
Mata udah mulai ngantuk, saya mendengar panggilan untuk boarding. MasyaAllah, itu penumpang pada berebutan. Ckckckkk, saya kadang heran deh. Naik pesawat kan nggak kayak naik angkot. Udah ada nomor kursi, terus ngapain juga harus berebutan dan berdesakkan coba??? Hmmppffhh....
Saya dan Mama antre nggak paling depan tapi juga nggak paling belakang. Pas lah. Kami antre barengan sama jama'ah Jaya Megah lainnya. Ternyata pesawat Saudi Arabian Airlines yang akan kami tumpangi parkirnya jauh, jadi kami harus naik bus dulu.
Ini dia pesawatkuuu ;) |
Di atas pesawat, lagi-lagi seperti waktu berangkat, saya dan Mama duduk terpisah. Hanya saja kali ini kami kebagian tempat duduk di bagian tengah bukan di belakang. Tapi karena udah pengalaman waktu berangkat, jadi sekarang kami langsung cari orang yang mau bertukar tempat duduk. Kebetulan jama'ah Jaya Megah di samping saya mau bertukar tempat, karena dia mau duduk di dekat istrinya. Udah bisa kebayang kan kacaunya di atas pesawat? Malah sekarang lebih parah chaos-nya daripada waktu berangkat. Pramugarinya sampai kewalahan loh mengatur tempat duduk, saking penumpangnya nggak mau diatur. Semaunya sendiri. Pesawat yang harusnya udah jalan, jadi nggak berangkat-berangkat karena belum semua penumpangnya duduk. Akhirnya segala kekacauan itu berakhir setelah seorang lelaki, kayaknya
sih kepala pramugari deh, turun tangan mengatur. Dia bilang semua suruh
duduk dulu terserah dimana aja yang ada tempat kosong. Nanti kalau
pesawat udah di udara mau tukar tempat duduk, terserah! Wakakakakakak, beneran kocak!!
Begitu pesawat take off, saya langsung tidur dong. Capek banget, udah nggak mikirin apa-apa lagi. Saya bangun waktu mbak pramugari antar makan malam. Setelah itu ya tidur lagi. Saya baru bangun ketika dikasih breakfast. Pramugara sampai heran ngeliat saya yang ngorok semaleman kayak orang pingsan. Ketika dia lihat saya bangun dia langsung bilang, "Hey, good morning. Kamu tidur nyenyak sekali ya semalam?" Hahahaaa....
JUMAT, 23 MARET 2012
JUMAT, 23 MARET 2012
Jam 12 siang WIB, pesawat kami mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Alhamdulillah, kami semua selamat tiba kembali di tanah air. Kelihatan banget penumpangnya pada capek semua, heheee.... Udah gitu menuju ke imigrasi kami ditahan dulu. Katanya sih petugasnya sedang sholat Jumat. Tapi ada juga yang bilang kalau pesawat kami itu nggak ada di schedule karena merupakan extra flight jadi surat-suratnya belum beres. Aahh, bodo ah nggak ngerti. Penumpang kan taunya beres aja, mana kita tau kalau penerbangan kita bermasalah. Buktinya tetap bisa mendarat tuh (x__x)
Tapi, syukurlah nggak berlama-lama tuh masalahnya. Kurang lebih 15 menit kami "ditahan" di lorong bandara, kemudian kami dipersilahkan menuju ke meja imigrasi. Saya selesai duluan daripada Mama, jadi saya langsung menuju ke conveyor belt menunggu koper yang kami taruh di bagasi.
Air ZamZam |
Satu persatu koper udah keluar. Lho, tapi kok koper kami kurang satu. Padahal di conveyor belt udah nggak ada lagi koper yang keluar. Huuuaaaa, mulai panik. Mama akhirnya tanya ke jama'ah lain. Rupanya mereka juga mengalami hal yang sama. Koper kurang satu, malah ada yang kopernya kurang dua. Kami segera minta tolong pihak Jaya Megah (Mbak Nita) yang sudah ada di bandara untuk mencari tahu dimana koper kami. Ternyata Mbak Nita bilang, koper kami terbawa di pesawat Saudi Arabian Airlines selanjutnya. Pesawat itu baru akan mendarat jam setengah dua siang karena penerbangannya transit dulu di Riyadh.
Omaygot!! Jadi kami semua harus sabar lagi menunggu kedatangan koper kami. Huuffttt!! *elus dada* *dada miharja*
Sambil menunggu koper, Mbak Nita membagikan jatah Air ZamZam untuk kami. Masing-masing orang dapat satu jerigen ukuran 10 liter. Jadi, saya dan Mama dapat 2 jerigen Air ZamZam dengan total 20 liter. Yeeaayyy, senaaaanggg :))
Sekitar jam 3 sore, koper kami datang dan akhirnya selesai juga masalah per-bagasi-an. Pfiiuuhh.... Kami keluar dan petugas scan cuma nanya, "Abis Umroh ya Mba? Langsung aja keluar, barang bawaannya nggak usah di-scan lagi." Hmmm, aneh juga ya temans. Kalau saya bawa barang yang aneh-aneh gimana? Harusnya tetap diperiksa dong demi keamanan bersama. Tapi ya sudahlah, saya mendorong trolley keluar pintu kedatangan. Dari jauh udah kelihatan Papa, Devi dan Tegar menjemput kami.
Alhamdulillahirabbilalamin, inilah akhir cerita perjalanan spiritual saya ke Tanah Suci. Benar-benar menjadi pengalaman spiritual yang berharga buat saya. Tidak ada yang lebih saya harapkan selain ridho dan pengampunan dari Allah SWT.
Temans, doakan ya supaya saya bisa tetap Istiqomah dalam beribadah dan menjalankan perintah Allah SWT. Semoga ibadah Umroh saya dan Mama menjadi ibadah Umroh yang mabrur. Amiiin Yaa Robbal Alamiiin..... :)
Temans, doakan ya supaya saya bisa tetap Istiqomah dalam beribadah dan menjalankan perintah Allah SWT. Semoga ibadah Umroh saya dan Mama menjadi ibadah Umroh yang mabrur. Amiiin Yaa Robbal Alamiiin..... :)
Gadis Arab |
iya semoga ibadah Umroh nya jadi ibadah Umroh yang mabrur ya...
ReplyDeletebtw itu toko ali murah itu yang punya orang indo? kok nama toko nya pake bhs indo ya? :D
Amiiin Yaa Robbal Alamiin... Makasih Mas :)
DeleteKayaknya sih punya orang Indo Mas, soalnya semua pekerjanya orang Indo. Ya ada juga sih yang orang Pakistan (kalau nggak salah), tapi dia pun udah fasih bahasa Indo. Jadi nggak pusing deh belanja disini. Mereka juga nerima pembayaran pakai uang rupiah, hehee...