Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika laka
(Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi
panggilan-Mu; Aku datang, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang;
Sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan, dan seluruh kerajaan,
adalah milik Engkau; tiada sekutu bagi-Mu)
Bacaan pembuka tulisan ini adalah bacaan talbiyah. Terus saya ucapkan dalam hati sepanjang perjalanan saya dari rumah menuju Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng. Yup, ini adalah hari yang sudah saya tunggu-tunggu. Saya akan berangkat Umroh menuju ke Tanah Suci Makkah berdua sama Mama. Kami berangkat 15 Maret 2012 dan pulang 23 Maret 2012, lebih kurang 9 hari. Karena perjalanan ini cukup panjang, maka akan saya tulis dalam beberapa bagian supaya nggak bosan bacanya (~.^)v
Kenapa saya Umroh hanya berdua sama Mama? Tadinya sih mau banget bisa pergi Umroh sekeluarga, tapi berhubung tahun 2010 Papa baru naik Haji jadi untuk tahun ini beliau nggak enak kalau harus ajukan cuti agak lama ke kantor. Adik saya Devi mau menikah, jadi dia konsen urusin tetek bengek pernikahannya, sedangkan Tegar belum baligh (dewasa), sedangkan syarat-syarat Umroh adalah:
1. Islam
Orang non muslim tidak sah dalam melaksanakan haji atau umrah.
2. Baligh
Seorang yang belum mencapai usia baligh tidak memiliki kewajiban
melaksanakan ibadah haji/umrah. Bila dia sudah dewasa dan memiliki
kemampuan materi dan non materi, maka wajib mengulangi ibadah
haji/umrah.
3. Berakal Sehat
Tidak gila dan tidak memiliki gangguan jiwa.
4. Merdeka
Merdeka adalah tidak berstatus sebagai budak (hamba sahaya di masa
Rasulullah SAW yang di masa modern ini hampir tidak ditemukan di
dunia). Istilah merdeka juga bisa diartikan bebas dari tanggungan hutang
dan tanggungan nafkah keluarga yang ditinggalkan.
5. Istitha'ah
Mampu, baik secara materi dengan tidak memiliki hutang, maupun kesiapan
mental dan spiritual.
Nah, merujuk pada persyaratan di atas, maka Tegar belum wajib haji/umroh. Jadi, kami berencana mengajak dia Umroh setelah dia baligh. Doakan keluarga kami ya supaya diberikan rejeki :)
Tour yang saya pakai untuk Umroh ini adalah Jaya Megah yang berkantor di Panglima Polim. Pada saat manasik beberapa hari sebelumnya, sudah diinformasikan bahwa kami akan naik pesawat Saudi Arabian Airlines take off jam 2 siang menuju Jiddah. Jama'ah diminta sudah datang di Bandara Soetta 3 jam sebelumnya. Jadi saya dan Mama, diantar Papa, Tegar dan Emy sudah sampai disana jam 11 siang. Oiyaaa, Emy ikut nganter saya lho. She is truly my best friend!! *ketjup mesra* (˘⌣˘) ε˘`)
Sampai di bandara ternyata masih sepi, kayaknya saya sama Mama yang paling semangat mau Umroh. Hahahaaa... Ya udah sambil menunggu jama'ah lainnya berkumpul saya, Tegar dan Emy makan KFC dulu. Lumayan buat ganjal perut.
Selesai makan, saya kembali ke tempat berkumpul yang telah disepakati. Terminal 2 gate E3. Sekarang sudah mulai ramai nih. Bagaimana saya bisa tau? Karena jama'ah yang mau Umroh selalu dikasih seragam (saya dapat batik) untuk memudahkan kami saling mengenal. Kalau batiknya sama, ya berarti satu tour & travel. Mbak Rita, sebagai penanggung jawab jama'ah Jaya Megah, terlihat mulai sibuk mengumpulkan koper-koper segede gaban untuk dimasukkan ke bagasi. Cabin baggage juga dikasih tag bertuliskan Jaya Megah plus nama jama'ah supaya tidak tertukar.
Jam 12 lewat (nggak tau lewat berapa, nggak perhatiin hahahaa), saya dan Mama harus masuk ke dalam. Setelah bersalaman dan bertangisan (ya, ini lebay) kami masuk dan menuju ke antrean meja imigrasi. Ternyata antre panjang juga, banyak jama'ah dari tour & travel lain mengantre. Tampaknya kami akan satu pesawat nih. Di tengah antrean itu juga saya berkenalan dengan mahram saya yang bernama Pak Suhendar. Beliau umroh bersama istrinya. Kenapa perlu mahram? Peraturannya memang begitu. Wanita di bawah 49 tahun wajib punya mahram (seorang laki-laki). Berhubung Papa saya nggak ikut, maka saya membayar pembuatan surat mahram 300rb rupiah, sehingga di VISA saya tertulis sebagai anak dari Pak Suhendar ;p
Bapak & Ibu Suhendar, Mahram saya :) |
Sekitar setengah jam, proses di imigrasi selesai. Kami menuju Musholla untuk Sholat Dzuhur dulu dan langsung di jamak dengan Sholat Ashar, supaya nggak usah repot sholat lagi di pesawat.
Tepat jam 2 siang ada panggilan untuk naik ke pesawat. Pesawat Saudi Arabian Airlines ini dua tingkat, kalau nggak salah tipe Boeing 747-400, dan semua kursi terisi penuh!! Ternyata benar, antrean segitu panjang di imigrasi tadi memang mau Umroh semua. Saya dapat nomor kursi 83 D, sedangkan Mama 83 K. Itu berarti kami duduk di bagian paling belakang dan terpisah pula selama 9 jam penerbangan. Ya udah lah pasrah aja.
Ternyata, penerbangan ke Saudi itu aneh (menurut saya), soalnya pas saya udah duduk di 83 D ada Ibu-ibu ajak tukeran. Di depan saya sepasang suami istri juga tukeran, si istri maunya duduk di dekat suaminya. Aaaaakkk, chaos... Hahahaaa... Demi melihat kekacauan di depan saya itu, ya saya juga ikutan meramaikan dong. Saya juga tukeran tempat duduk supaya bisa duduk dekat Mama. Yeeaayy!! \(^.^)/
Pesawat baru take off jam 3, dengan total penerbangan 9 jam berarti kami akan sampai di Jiddah jam 8 malam waktu Saudi. Perbedaan waktu antara Saudi dan Indonesia adalah 4 jam. Jadi kalau di Saudi jam 8 malam, berarti di Indonesia jam 12 malam <--- dijelasin :D Ini adalah penerbangan terjauh dan terlama yang pernah saya jalani. Sebagai traveler kere, saya paling jauh terbang sampai Macau sekitar 5 jam dan traveling paling jauh sampai Shen Zhen.. Bwahahahaa....
Untuk mengusir kebosanan, saya ngobrol-ngobrol sama Mama. Sempat mencoba tidur tapi gagal. Memang kebiasaan saya kalau pergi susah tidur di pesawat, saking masih excited (kecuali kalau udah ngantuk parah). Nanti pas pulang baru deh tidur sepanjang masa soalnya udah gak ada beban, hihihihiii....
Lagi asyik ngobrol sama Mama, tiba-tiba datanglah seorang pramugari membawa kotak Ternyata isi kotak itu adalah: MAKANAN!! *salto di udara*
Mbak pramugari ini tau aja deh kalau saya kelaperan. Dia menawarkan dalam bahasa yang kacau, campuran Inggris-Indonesia: "What do you want to eat? Makan? Fish or Daging or Chicken?" Dengan semangat 45 nan membara saya langsung pilih daging (҂'̀⌣'́)9
Makanan Pesawat Full Gizi :D |
Di dalam kotak makan itu isinya macam-macam, main course (daging), roti, butter, wafer, salad, puding, air mineral, juice, dll. Wow!! Buat saya yang biasanya naik Budget Airline yang cuma dapat kacang doang tanpa minum, atau malah nggak dikasih makanan sama sekali, udah pasti ini merupakan kemewahan tiada tara. Hahahaaa... *sujud syukur*
Selesai makan lanjut ngobrol-ngobrol lagi sama Mama. Ternyata capek juga dan akhirnya kami berdua tertidur. Perasaan nih tidur baru sebentar, udah dibangunin lagi sama pramugari cantik yang tadi. Nggak diduga, nggak dinyana (yaelah, bahasanya) Mbak Pramugari menyodorkan kotak lagi. Laahhh, udah waktunya makan malam. Perut masih kenyang lho padahal, tapi berhubung nggak baik menolak rejeki, jadi ya saya terima kotak makanan itu dengan penuh suka cita, ahahahaa... Pilihan menu saya kali ini adalah Chicken alias Ayam karena kan siang tadi udah makan daging.
MasyaAllah, ini perut beneran kekenyangan deh. Gimana nggak, daritadi berjam-jam duduk doang tanpa aktivitas berarti, tapi dikasih makan melulu. Saya udah berkali-kali melirik jam tangan, udah jam 11 malam berarti satu jam lagi harusnya sampai nih. Biar nggak repot mengira-ngira waktu, saya set dual time di jam tangan, jadi yang satu waktu Saudi yang satu waktu Indonesia.
Persis jam 8 malam waktu Saudi Arabia (disingkat WSA aja ya, males ngetiknya ;p), pesawat landing di Bandara King Abdul Aziz, Jiddah. Alhamdulillah, perjalanan kami lancar selamat sentosa. Turun dari pesawat sudah disambut bus yang akan mengangkut penumpang menuju imigrasi. Tapi sayangnya, kami penumpang yang duduk di belakang, jadi gak kebagian bus pertama. Terpaksa kami menunggu bus berikutnya. Jama'ah Jaya Megah total berjumlah 29 orang. 10 orang ternyata masih muat naik di bus pertama, kami sisa 19 orang ketinggalan -___-"
Bus kedua. Kosong :( |
Setelah nenek tua itu berhasil naik ke bus dengan sangat susah payah, bus kami mulai bergerak. Kami diturunkan di sebuah ruangan (semacam ruang tunggu) gitu. Kami berusaha mencari 10 orang jama'ah Jaya Megah lain tapi nggak ketemu. Ya udah dong, dengan PD-nya kami ber-19 langsung aja jalan menuju ke antrean imigrasi. Ternyata di Saudi sistem imigrasinya adalah satu pesawat sekaligus, jadi nggak bisa perorangan. Biar nggak ribet kali ya. Nah lho, kita bingung dong cari jama'ah lain yang satu pesawat, nggak lucu banget kalau nggak lolos imigrasi karena ketinggalan rombongan. Pheeww!
Telepon sana-sini, coba menghubungi orang Jaya Megah yang di Jiddah, ternyata mereka nggak bisa masuk ke dalam untuk menolong kami. Sumpah deh, ini jama'ah pada panik dan kayak anak ayam kehilangan induk. Plus belum sholat pula. Udah gitu banyak petugas, tapi nggak ada yang bisa ditanyain. Setiap kami mau tanya pakai Bahasa Inggris, mereka selalu bilang "No english, only Arabian". Mampus kan lo! x(((
Ada kali tuh sejam lebih nasib terlunta-lunta di negeri orang, akhirnya kami nekat menerobos masuk mendekati antrean imigrasi. Setiap Petugas Imigrasi (yang mirip Onta) ngomong pakai Bahasa Arab, kami cuma menjawab "Saudi Arabian Airlines" muahahahaaa, kacaaawww!!
Selesai urusan imigrasi, narsis dulu ;p |
Beres urusan imigrasi, sekarang urusan bagasi. Di Jakarta koper-koper yang masuk bagasi kan udah diberi tag Jaya Megah, jadi ini memudahkan. Kami tinggal mencari koper masing-masing, tumpuk di trolley dan koper-koper tersebut akan dimasukkan ke dalam bus yang akan membawa kami menuju kota Madinah Al-Munawarrah malam itu juga. Sebelum berangkat, kami minta izin kepada pimpinan rombongan untuk sholat Isya sekaligus Jamak Maghrib dulu.
Segala keribetan urusan itu tadi selesai jam 12 malam WSA, selesai sholat kami langsung naik ke bus. Perjalanan dari Jiddah ke Madinah Al-Munawarrah memakan waktu sekitar 5 jam. Kalau di Indonesia ya kayak dari Jakarta ke Cirebon lah. Di atas bus, kami mulai diperkenalkan dengan Muthawwif (Ustadz yang akan membimbing seluruh kegiatan Umroh
kami) yang juga orang Indonesia, bernama Ustadz Mahdhan. Beliau masih muda, lajang, dan berasal dari Mataram, NTB.
Selama acara perkenalan, jama'ah diberi makan malam Mr.
Sateis. Masakan Indonesia. Tapi siapa juga yang mau makan tengah malam
buta gitu. Akhirnya, saya dan Mama malah memilih tidur tanpa menyentuh
makanan itu sedikit pun. Lumayan kan perjalanan 5 jam, harus bisa
memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk istirahat. Supaya badan tetap
fit, karena perjalanan ini masih panjang. Jangan sampai sakit mengganggu
ibadah :)
Mr. Sateis |
Baiklah, saya dan Mama tidur dulu. Semoga perjalanan sampai ke kota Madinah Al-Munawarrah dilindungi Allah SWT, selamat sampai tujuan. Amiiinn. Zzzzzzzzzz....
Bersambung....
Bersambung....
gua baru tau kalo lu abis umroh ya....
ReplyDeleteAhahahaaa, komennya singkat dan padat...
DeleteIya Mas, abis Umroh. Bertobat ah, sebentar lagi kiamat :)))
subhanallah... semoga suatu saat saya bisa umroh... mohon doa ya Bu
ReplyDeleteAmiiiin Yaa Rabb, semoga Allah SWT memberikan rejeki dan kesempatan..
DeleteOiya saya udah berkunjung juga ke blog-nya cuma belum sempat tinggalkan komen. Makasih ya udah mampir kesini :)
btw, datengnya di terminal mana sih? Terus baru tau ada mr. Sateis. Soalnya yg ngetop disini namany MR. SATE. ga pake IS, dan lambangnya emang ga kayak gitu...
ReplyDeleteAyam bakar lalap. Enak boow.
Gak tau dimana Vic, soalnya gak ada tulisannya. Mau tanya juga bingung lha wong ngomongnya pake bahasa Arab semua, hahahaa...
DeleteTapi kalau nggak salah denger sih ada yang bilang kalau itu terminal kedatangan haji :(
Iya, aku dikasihnya Mr. Sateis. Emang enak kelihatannya Vic, ya tapi berhubung udah ngantuk berat jadi nggak kemakan deh, hiiikksss....
kunjungan pertama :), mudah2an bisa segera ke sana bulan puasa ini Aamiin
ReplyDeleteAmiiin Allahuma Amiiiinn.. Makasih kunjungannya Mbak NF, salam kenal ya :))
Deleteseru i! cerita ttg nenek2nya kocak! mirip sama cerita gw sama emy yg dialingin nenek2 yg lagi nyari seat di dlm kereta. padahal seat yg doi cari ada di sampingnyah =))
ReplyDeletepengen umroh juga. mudah2an aku bisa nyusul km ya, walaupun bekpekeran. hihihi.. aamiin
Amiiin Yaa Robbal Alamiiin.. Aku selalu mendoakanmu supaya banyak rejeki dan bisa berangkat ke Tanah Suci :))
Deleteinsya allah saya nyusul kesana secepatnya menggunakan paket umroh 2015 dari travel umroh aida tour amien
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSelalu seneng baca pengalaman umroh orang :) Jadi ngebayangin lagi suasana syahdunya Madinah.
ReplyDeleteSaya sharing juga pengalaman naik Saudi Airlines Jakarta-Madinah waktu umroh kemarin. Saya tulis disini
https://ceritanggita.blogspot.co.id/2017/08/review-saudi-airlines-jakarta-madina.html
Semoga membantu ya