|
Our Paradise |
Seperti biasanya, ketika saya bosan dengan rutinitas pasti keinginan
traveling selalu muncul. Berawal dari iseng-iseng, saya
searching di internet tujuan wisata mana ya yang menarik untuk kali ini saya
explore. Dari hasil
searching, naluri bertualang saya tertarik dengan sebuah tempat bernama Green Canyon di Ciamis, Jawa Barat. Sebenarnya, tempat ini memiliki nama asli Cukang Taneuh. Tapi, karena disana banyak dikelilingi tebing dan bebatuan seperti di Grand Canyon, maka diberi nama yang mirip sama yang di Amerika sana jadi Green Canyon deh :D
Permasalahannya adalah gimana caranya sampai kesana. Saya cari-cari lagi di internet siapa tau ada yang bisa diajak
joint, pergi bareng kesana. Eehh, Alhamdulillah nemu di
Kaskus. Ada yang
open trip mau pergi kesana. Tapi saya pikir-pikir lagi, nggak seru amat pergi sendirian dan sama orang-orang yang belum kita kenal. Mulai lah saya menghubungi
Melina,
Lia, dan Nyoman. Sayangnya, Nyoman dan Melina nggak bisa ikut, jadilah saya pergi berdua aja sama Lia.
Jumat, 22 April 2011
Kebetulan hari ini tanggal merah dan libur
ngantor. Jadi persiapan ke Green Canyon agak santai. Setelah konfirmasi dengan
contact person dari kaskus, disepakati kami akan bertemu di 7 Eleven Senayan jam 8 malam.
Usai Sholat Maghrib, saya dan Lia naik taksi menuju ke Senayan. Ternyata sampai disana kami berdua yang pertama datang. Sempat bingung juga dan (agak) panik. "Wah, jangan-jangan kita ditipu nih. Mereka nggak jadi berangkat," ujar saya. Pikiran aneh-aneh mulai berseliweran di kepala. Untunglah setengah jam kemudian, ada perempuan muda kelihatannya anak kuliahan gitu deh. Dia mendekat ke arah saya dan Lia, "Mba, yang mau ikut kita trip ke Green Canyon ya? Saya Dyanii" Yeeaayyy, bener ternyata si Dyanii ini yang buka
thread open trip kaskus. Hmm,
wait kok saya nggak lihat ada bus parkir di depan 7 Eleven ya? Padahal di
thread harga 520 ribu rupiah udah termasuk transportasi dengan bus. "Iya Mba, kita nggak jadi naik Bus karena orangnya sedikit cuma 11 (sebelas). Kita kesana naik ELF," Dyanii berusaha menjelaskan ke kami. Hhhh, sebenarnya kecewa sih. Soalnya kebayang banget perjalanan jauh ke Ciamis dan naik ELF. Pasti
bakalan pegeeelll :(( Tapi ya sudahlah akhirnya saya dan Lia terima aja naik ELF, daripada batal. Kan malu kalau batal berangkat, udah terlanjur pamitan sama tetangga dan handai taulan :D *lebay*
Tepat jam 9 malam kami berangkat. ELF ini ada 3 baris tempat duduk. Tersisa hanya tempat duduk bagian tengah dan paling belakang, karena sisanya udah "dikuasai" Dyanii dan kawan-kawannya. Disitu saya baru tau bahwa mereka ternyata teman kuliah, yang berarti udah saling kenal dong. Tinggal saya dan Lia aja lah yang
cengo kayak orang
dongo dan melongo nggak nyambung sama obrolan mereka, hikkksss...
Di tengah kegalauan itu (ceileeee...), kami dengar suara ribut-ribut di kursi belakang. Ternyata ada dua makhluk menyeramkan (eh, nggak ding ;p), maksudnya ada dua cowok ganteng yang gedebak-gedebuk berduaan, yang satu gendut yang satu kurus, tapi mereka tampak mesra berdua. Hahahaaaa... Penasaran, Lia lalu menegur mereka.
Lia : "Lo berdua temennya mereka juga? Masih kuliah dong?"
Cowok Gendut : "Bukan, kita nemu trip ini dari kaskus."
Huwwooww, bahagia lah kami. Merasa punya teman senasib sepenanggungan. Percakapan akrab itu pun berakhir dengan perkenalan. Ternyata cowok gendut itu namanya Sigit, temannya yang kurus namanya Iqbal. Pada akhirnya mereka berdua ini juga jadi teman kami kalau jalan-jalan. Ngerasa cocok aja ;p
Capek ngobrol sama Iqbal dan Sigit, kami tertidur. Zzzzzz... Zzzzzz...
Sabtu, 23 April 2011
Saking enaknya tidur, kami baru terbangun ketika ELF berhenti di sebuah Masjid, entah di daerah mana, untuk sholat Subuh. Saya melihat jam, MasyaAllah udah hampir 8 jam perjalanan dari Jakarta masih belum sampai juga. Pffiiuuhh, jauh juga nih Green Canyon. Mana badan pegel-pegel karena posisi tidur yang nggak enak di ELF :'(
Usai sholat Subuh, kami lanjut perjalanan. Tujuan pertama adalah Pantai Batu Hiu. Rencananya, kami mau lihat
sunrise disana. Sampai di lokasi, Dyanii membagikan nasi bungkus. Isinya ayam bakar, nasi, sambal. Tapi sayang karena itu makanan dari
semalem jadi udah keras, dingin, dan nggak enak. Huhuhuuhuuu... Padahal
lapeerrr :(
|
Sunrise at Batu Hiu |
Puas berfoto dan lihat sunrise di Pantai Batu Hiu, kami bergerak menuju Green Canyon. Waaww!! Beneran nggak sabar pengen lihat keindahan Green Canyon yang digembor-gemborkan itu. Sampai disana udah sekitar jam setengah 11 siang. Sambil menunggu Dyanii ngurusin tiket masuk, kami foto-foto. Biasaaa, narsis. Heheee...
Nggak lama kemudian terlihat Dyanii
manggil-manggil ternyata kami harus antri perahu untuk menuju ke Green Canyon. Masing-masing rombongan memegang nomor, nanti nomor itu dipanggil dan diserahkan ketika kami naik ke perahu. Satu perahu bisa muat sampai 6 (enam) penumpang, plus 1 (satu) sopir perahu. Berhubung kami 11 (sebelas) orang, jadi perlu 2 perahu.
Akhirnya, nomor kami dipanggil dan kami dipersilakan naik perahu. Bersyukur lho ketika itu cuaca cerah dan nggak hujan. Soalnya kalau hujan, air di Green Canyon akan berubah keruh dan berwarna kecoklatan. Kalau sudah begitu, ya nggak ada bedanya sama air Sungai Ciliwung dong.
|
Batu Payung |
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, kami sampai juga di Green Canyon.
Oh My God, It's so beautiful.
It's a Paradise. Sumpah deh, indah banget pemandangannya. Cakeeppp!!! *norak*
Kami semua pakai
life jacket, lalu turun dari perahu. Berpegangan pada tali dan
nyebur ke sungai. Brrrrr, airnya dingin
banget. Saya sangat menikmati berenang-renang di sungai yang airnya hijau tosca ini. Menyenangkan.
Oiya, Green Canyon ini terkenal dengan Batu Payung-nya. Batu setinggi lebih kurang 7 (tujuh) meter ini menjadi tempat "uji nyali" karena nggak semua orang berani lompat ke air dari ketinggian segitu. Saya? Ya udah pasti berani lah.. ;))
Untuk menuju ke atas Batu Payung butuh perjuangan yang nggak ringan. Ini karena saya harus berenang melawan arus sungai. Dengan semangat membara *lebay*, saya bisa juga sampai disana. Di atas Batu Payung, udah ada Lia, Dyanii, Iqbal, Sigit dan kawan-kawannya. Siap lompat. Beruntung Lia membawa kamera
waterproof jadi masalah foto-foto tetap aman lah, hihihiiii... Kamera dititipkan ke sopir perahu, untuk mengabadikan gambar ketika kami lompat dari atas Batu Payung.
Ternyata, pantas kalau Batu Payung disebut sebagai tempat "uji nyali". Bagaimana tidak, kalau yang tadinya dari bawah kita bisa komentar.
ngetawain, bahkan
nyorakin orang yang takut lompat, pas di atas keadaannya berbeda 180 derajat. Lumayan gemetar juga nih mau lompat, wakakakakkk...
|
Kepleset :( |
Satu per satu mulai lompat. Tinggal Saya, Lia, Iqbal dan Sigit yang masih di atas. Kemudian Lia memutuskan lompat duluan. Tapi malang, Lia terpeleset. Lia jatuh ke air dari ketinggi 7 (tujuh) meter dengan posisi dada lebih dulu. Duh, kasihan banget kalau liat Lia saat itu. Kerasnya benturan dengan air membuat Lia agak
blank sesaat. Beberapa detik kemudian Lia baru sadar kalau hijabnya terlepas, lalu kancing
life jacket-nya juga lepas. Teman-teman yang sudah ada di bawah, langsung mengajak Lia menepi.
Oke, Lia udah lompat. Saya tinggal bertiga nih di atas sama cowok-cowok gelo ini. Ah, nggak usah lama-lama deh di atas sini, begitu pikir saya. 1...2...3 saya pun lompat, dengan posisi kaki ngangkang. Kenapa ngangkang? Ya karena saya nggak mau mengulang kesalahan Lia jatuh dengan dada lebih dulu. Jadi kalau saya ngangkang saya bisa masuk air dengan kaki terlebih dahulu. Tapiii....saya salah! Posisi kaki saya terlalu lebar, jadi saya masuk ke air (maaf) pantat duluan. Aaaawwww!!! Sumpah, saya nggak boong itu pantat rasanya kayak abis disabet orang sekampung. Panaasss... Pedeesss... Perrriihh.... *nangis darah*
|
Udah sadar abis lompat, baru bisa nyengir |
Di tengah rasa "perih" itu (ini bukan
lebay, ini
beneran), saya
minggir dan mendekati Lia. Langsung curhat deh dengan rasa sakit yang kami berdua alami. Bhihihiiiikkk..
Sekarang tinggal Iqbal dan Sigit yang masih ada di atas Batu Payung dan nggak lompat-lompat. Kami yang di bawah udah teriak-teriak nyuruh mereka lompat, tapi lamaaa bangeettt itu anak dua nggak lompat-lompat. Sampai akhirnya kami habis kesabaran, "Wooyy, lompat cepetan. Kita tinggalin nih!!" Nah, barulah mereka lompat. Hih, dasar edan!!
Tak terasa waktu udah sore aja, cepet bener. Kami lanjut foto-foto lagi sebentar sebelum pulang. Lucunya, sopir perahu itu setiap mengambil gambar kami selalu teriak, "Anjiiirrr, ini mah bagus sekaliiii!!!". Wah, kami semua girang dong. Pasti keren-keren deh hasil foto Bapak ini. Ternyata ketika sudah sampai di hotel dan kami cek, hasil fotonya memang BENAR-BENAR KEREN!! *lemes* *pingsan*
Hari sudah menjelang gelap, mau nggak mau kami harus meninggalkan "surga" ini. Kami pun kembali menaiki perahu menuju dermaga tempat kami naik tadi. Perjalanan dilanjutkan menuju hotel untuk
beristirahat.
|
Aawww, kebawa aruuss...
|
Minggu, 24 April 2011
Ini adalah hari terakhir kami tamasya di Ciamis. Kami semua bangun pagi dan menuju Pantai Pangandaran. Dyanii membagikan sarapan di pinggir pantai. Kurang suka dengan makanannya, saya dan Lia memisahkan diri dari rombongan untuk berkeliling. Kebetulan kami menemukan tukang bubur. Ya udah, makan dulu :)
|
Genjot-genjot Sepeda |
Kenyang makan bubur, kami kembali ke rombongan. Kami melihat mereka lagi asyik sendiri
ngobrol-ngobrol. Saya dan Lia, jalan-jalan lagi aja. Nggak jauh, kami melihat ada persewaan sepeda. Hmm, lucu juga nih sewa sepeda tandem. Jadi kalau Lia genjot sepeda, saya kan bisa bersantai (^_~)v
Puas berkeliling naik sepeda, ada kali tuh satu jam. Berasa juga capeknya, faktor "U" nampaknya, hehee... Saya dan Lia kembali ke rombongan yang ternyata masih ngobrol-ngobrol. Yah, mosok cuma mau gini-gini doang. Bosen ah!
Saya mulai mengajak Iqbal dan Sigit untuk
Watersport. Pilihan pertama adalah naik
Banana Boat. Ah tapi kalau cuma berempat kurang seru, kami menawari teman-teman Dyanii untuk gabung dan ternyata mereka mau. Nah, kalau
rame-rame kan lebih seru. Seperti biasanya kalau permainan
Banana Boat kita naik di atas "pisang" dan ditarik ke tengah laut menggunakan
speedboat. Cuaca terik, basah-basahan,
kecebur,
kelelep, pokoknya asyik deh!! ^.^
|
Udah Nangkring di atas Banana Boat ;p |
Hari menjelang siang, kami pun kembali ke hotel untuk mandi dan packing persiapan kembali ke Jakarta. Ummm, jujur tempat kami menginap mungkin lebih pas disebut losmen. Satu kamar diisi 3 orang dengan tempat tidur reyot. Ya tapi dengan uang 520 ribu rupiah untuk perjalanan 3 hari 2 malam, What do you expect?? Tks anyway, Dy. I really appreciate it :)
Tepat jam 12 kami meninggalkan hotel untuk kembali ke Jakarta. Eiya, saya lupa cerita ya kalau hari sebelumnya kami selalu bermasalah soal makan. Mampir di rumah makan Padang, nasinya habis (sumpah heran. Kok bisa rumah makan Padang kehabisan nasi??). Pergi ke rumah makan Sunda gitu, pelayanannya seabad. Akhirnya saya sama Lia makan bakso aja deh yang cepet, soalnya udah keburu laper. Syukurlah, di hari terakhir ini kami berhenti dulu di sebuah rumah makan Sea Food dan rasanya lumayan... *sujud syukur*
Makan kenyang, (teteeuupp) foto-foto bareng, Dyanii membayar makanan, naik ELF, daaann.... Berangkaaattt!! Let's go home \(^.^)/
*
Special thanks to: Dyanii Gobel *
|
Wajah-wajah Bahagia... :D |