Kalau judul sok-sok pakai bahasa Inggris tapi isi blog pakai bahasa Indonesia gapapa kan ya? Iya Sar, gapapa... (ʃ⌣ƪ) *nanya sendiri, jawab sendiri... #karepmu *
Okeee, cus ceritanyaaa... Udah lama bingiitss yeee ga nulis blog. Abis ternyata kesibukan sebagai Ibu Rumah Tangga cukup menyita waktu... (halah, alesan!)
Gue mau cerita jalan-jalan sama teman-teman satu divisi di kantor gue, yaitu Corporate Secretary (CorSec). Hmm, sebenarnya ga sama teman-teman doang sih soalnya si Bu Bos juga ikutan... #lapkeringet
Awalnya, niat kami ke Jogja untuk ikutan workshop Public Relations yang diadain sama salah satu perusahaan pers tapi berhubung segala sesuatu yang berbau-bau pelatihan itu selalu membosankan, maka mulailah otak mikir keras cari ide kegiatan yang menyenangkan. Akhirnya, kami memutuskan untuk cave tubing di Goa Pindul dan river tubing di Kali Oya ada juga yang menyebut Kali Oyo, whatever :D
pelatihan yang membosankan :( |
Perbedaan cave tubing dan river tubing ini cuma lokasi aja. Kalau cave tubing menyusuri Goa Pindul pakai ban dalem truk...diulang: ban dalem truk :)) Sedangkan, river tubing menyusuri Kali Oyo dan teteuupp pakai ban dalem truk hahahaa.....
Karena ini masih "urusan kantor", maka gue meninggalkan pemikiran ala backpacker yang biasa gue lakukan sama sahabat-sahabat gue kalau jalan-jalan. Gue mencari penyedia jasa paket wisata disana jadi ga usah ribet lagi mikirin sewa kendaraan, dan segala urusan printilan lainnya. Pokoknya terima beres.
Dari seleksi ketat yang gue lakukan, akhirnya terpilih Joglo Wisata. Mereka kasih harga 2jt termasuk sewa ELF, dan wisata sesuai yang kami mau. Bebaasss... Kami memilih hari Kamis, 16 Oktober 2014 sebagai hari bersejarah itu...jreengg..jreenggg...!
Pagi hari, tanggal 16 Oktober 2014, seluruh personel CorSec sudah siap dengan "busana kebesaran" masing-masing. Semangat banget kayaknya mau nyebur ke kali, hwahwahwaaaa... Tepat jam 9 pagi, kami meninggalkan hotel di area Malioboro untuk menuju ke Gunung Kidul, lokasi Goa Pindul dan Kali Oyo berada. Menurut Pak Agus, sang guide, perjalanan akan kami tempuh dalam waktu 1-1,5 jam. Baiklah, mari kita moloorr duyuuu... Zzzzzzz....
Muka masih segerrr, sebelum pada molor ;p |
Ga terasa 1,5 jam kemudian (yaiyalaa ga berasa, lo kan tidur sepanjang perjalanan Sar hihihii..), Pak Agus membangunkan kami. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di Wisata Goa Pindul Desa Bejiharjo. Kami diturunkan di rumah penduduk gitu. Nampaknya, memang penduduk Desa Bejiharjo "merelakan" rumah-rumah mereka untuk menyambut wisawatan yang hendak berwisata ke Goa Pindul dan Kali Oyo. Sebagai pembuka, kami dihidangkan Kelapa Ijo yang suegeerr... Sluurrppp (˘ڡ˘)
Puas minum air kelapa sama sabut-sabutnya, Pak Agus memanggil kami untuk dibagikan life jacket, helm dan menuju ke tempat pengambilan ban, dan berjalan kaki menuju Goa Pindul. Demi apa looo, kita jalan kaki sambil manggul ban dalem truk segede gaban. Yah, kalau gue sih sebagai petualang sejati ga masalah. Tapi yang bikin ga enak karena liat Bu Bos juga manggul itu ban sendirian, mau bantuin juga ga bisa. Ya sutralah yaa, terima aja... :(
Bu Bos paling depan, ngangkut ban :D |
Untungnya perjalanan kayak kuli manggul ban truk itu tidak berlangsung lama. Sampai juga rombongan kami di Goa Pindul. Ban dicemplungin ke air dan kami langsung disuruh duduk satu persatu di atas ban. Ada teman yang teriak: Yaaa, ini mah basah semua dong? Diihh, aneh amat sudah dikasitau mau cave tubing tapi ga mau basah... #AkuKuduPiye -___-"
Pemandu wisata menyusuri Goa Pindul ini adalah warga setempat. Airnya dingin dan jernih. Karena di belakang Goa Pindul ada mata air yang dulunya adalah sumber air utama bagi warga. Nama Pindul sendiri, konon menurut cerita berasal dari seorang bayi pada jaman Panembahan Senopati yang dimandikan disana. Nah, ketika dia dimandikan sambil berenang-renang pipi bayi tsb terkena batu atau dalam bahasa Jawa disebut kebendul atau dalam bahasa Betawi-nya kejedot hahahaa... Pipi kebenDul disingkat Pindul, sejak saat itu dinamakan Goa Pindul. bener apa ga? Ya ga tau juga, hanya Tuhan yang tahu hihihiii....
Anyway, setelah bahas asal-usul nama Goa Pindul, mari mulai petualangan ini. Uhuuyyy....
loncattt!! |
Narsis sebelum masuk goa |
Bu Bos lagi mengapung di atas ban ;p |
Di dalam Goa Pindul ini dibagi menjadi tiga zona, yaitu Zona Terang (masih ada sinar matahari), Zona Gelap dan Zona Remang-remang. Sempat dag-dig-dug juga sih, kebayang aja kalau di dalam air yang tenang tiba-tiba muncul ular atau buaya gitu... #lebay
Kami mengapung beriringan, di ban diberi pegangan jadi kami harus selalu berpegangan supaya tidak terpisah. Pak Pemandu Wisata yang lupa kami tanya namanya, mulai menjelaskan dengan penuh semangat. Overall, cave tubing ini menyenangkan dan aman, bahkan buat anak kecil atau ibu hamil. Pemandangan di dalam goa cukup indah dan di langit-langitnya masih banyak kelelawar dari jenis codot, kalong dan kampret bersarang dan berkembang biak. Tapi mereka sama sekali ga ganggu kok, bahkan kotorannya pun ga berjatuhan tapi menempel di dinding goa. Di dalam goa juga ada stalagmit yang dipercaya kalau dipegang oleh kaum lelaki akan meningkatkan kejantanan, dan ada stalagtit yang tetesan airnya kalau kena kaum perempuan bisa bikin awet muda. Percaya? Silakan. Ga percaya? Ya ga masalah :p
Goa Pindul yang panjangnya sekitar 350 meter ini pun tuntas kami jelajahi dalam waktu sekitar 45 menit dan yang paling menyebalkan adalah baterai kamera kami habis. Pfftt, kebiasaan banget PIC kamera ga cek dulu sebelum berangkat kondisi baterainya... Ya sudahlah... #ngoks
Oke, selesai cave tubing petualangan kami pun berlanjut ke Kali Oyo untuk river tubing. Sebelumnya minta ke pemandu wisata untuk sewa kamera karena ga mungkin dong ga narsis. Mereka kasih harga 100rb untuk kamera DSLR foto sepuasnya plus CD berisi foto-foto kami. Ya sudah. Deal.
Untuk menuju ke Kali Oyo, kami harus naik atas mobil bak terbuka. Warga setempat menyebutnya PAJERO alias Panas Njobo Njero (panas luar dalam, wekekekeek). Begitu melihat itu mobil bak, Bu Bos langsung komen: Ini kita kayak kambing aja naik mobil bak... *wakwaaawww*
Naik "PAJERO" :D |
Tampang jijay-nya Bu Bos sebelum nyemplung ke Kali Oyo, hahaa... |
Menurut hasil googling, browsing, searching sampai pusing, river tubing di Kali Oyo ini seru banget. Karena pengunjung bisa menikmati body rafting di atas ban dengan jeram-jeram yang ada plus air terjun. Tapiiii.....seperti apa kata pepatah kenyataan seringkali tak seindah yang dibayangkan. Ketika kami sampai di Kali Oyo ini, airnya sedang surut karena sudah 7 bulan terakhir tidak turun hujan disana. Yasalaammm...jadi ngapain dong di kali? Ya udah, berendem aja di atas ban mengapung sampai ke ujung. Sebenarnya yang paling kasian ya Pemandu Wisata kami, karena dia harus menarik 6 ban yang isinya orang-orang kelas berat semua dan si Bapak selalu mengeluh: Aduh, ini kok saya tarik ga jalan-jalan ya ban-nya hahahaaa.... Maap ya Pak (^o^)♉
Di tengah perjalanan, si Bapak menantang kami ada yang berani terjun ke kali dari ketinggian 5 meter ga? Ya itu sih sudah pasti gue berani lah. Jadi dari kami berenam cuma gue dan satu teman lagi yang berani. Sisanya? Kelihatannya lebih menikmati mengapung dan berendam di kali yang penuh lumut deh x)))
Lompaattt!! |
Kali Oyo benar-benar tenang dan ga ada arusnya sama sekali. Jadi kalau si Bapak pemandu ga narik kami, ya mungkin kami baru akan sampai di hilir dua hari lagi deh huahahaha.... Saking lamanya perjalanan (>1 jam) Bu Bos sudah mulai menampakkan wajah BeTe dan bosan. Beliau juga sering bertanya: Ini berapa lama lagi ya, Pak? Ini masih jauh ya, Pak? Duh, ini panas banget sih Pak?
ngapung dan ngambang... |
Finally, setelah sekitar 1,5 jam kami ngambang-ngambang di kali kayak tokai sampai juga di ujung perjalanan. Kami harus kembali ke base camp alias rumah penduduk ketika kami datang tadi dan (lagi-lagi) harus naik mobil bak terbuka.
Sampai di rumah penduduk, kami segera mandi dan ganti baju. Agak-agak jijay gimaannaa gitchu, mengingat tadi di Kali Oyo banyak lumutnya, ah aku merasa kotor.... :(
Selesai mandi, si Ibu pemilik rumah sudah menyiapkan hidangan makan siang. Memang di paket yang kami bayarkan sudah termasuk makan siang. Menu makan siang sederhana banget tapi endeeuuss bookk! Nasi putih/nasi merah silakan pilih, sayur daun singkong, lele goreng, tempe goreng, sambal. Wuiihh, ini mah mertua lewat juga ga keliatan hahahaa......
Mandi, makan, sholat ga terasa sudah jam 3 sore. Saatnya kembali ke Jogja. Paket sewa mobil maksimal 12 jam. Jadi kami memang akan menghabiskan waktu dengan keliling-keliling di kota saja supaya ga terlalu cape.
Lesson learned from this trip :
- Jangan ajak Bu Bos berpetualang. Beliau lebih cucok kalau diajak jalan-jalan cantik, misalnya ngopi-ngopi di mal :D
- Jangan ke Kali Oyo ketika musim kemarau. Bukannya body rafting, tapi cuma ngapung dan berendam aja bersama lumut-lumut dan lumpur kayak orang bloon :D
- Pastikan charge baterai kamera sebelum bepergian, supaya ga sia-sia bawa kamera. Sudah gaya karena kameranya bagus, eh baterainya kosong... #toyor :D
- Sekian dan terima nasib.. ( ˘ o ˘ )
wah seru ya cave tubing :D
ReplyDeleteSeru sih seru Mas, tapi sampai hari ini Bu Bos masih ngeluh terus kalau dia jadi item dan kulitnya belang :((
Delete